HUBUNGAN KARAKTERISTIK LANSIA TERHADAP KEMANDIRIAN DALAM PEMENUHAN ADL DI PSTW BUDI MULIA 4 MARGAGUNA CILANDAK JAKARTA

Komunitas lansia dalam pertumbuhannya yang pesat dewasa ini selain dianggap suatu prestasi juga dipandang sebagai populasi yang berisiko tinggi mengalami disabilitas fungsional. Sebagai dampak peningkatan umur harapan hidup terjadi kerusakan gerak fungsional baik kemampuan mobilitas atau perawatan diri seharihari atau Activity Daily Living (ADL) sebagai dampak dari perubahan fisiologis, kognitif, psikososial, dan spiritual. Penelitian ini mempunyai tujuan diperolehnya informasi tentang hubungan karakteristik lansia terhadap kemandirian dalam melakukan ADL.Masalah yang timbul karena gangguan ADL adalah ketidakmampuan dan ketergantungan pada orang lain. Dengan menggunakan uji Chi Square untuk menguji hubungan karakteristik lansia dalam pemenuhan kebutuhan ADL diPSTW Budi Mulia 4 Margaguna Jakarta Selatan dengan jumlah responden sebanyak 40 lansia. Peneliti juga mengadaptasi Barthel Index untuk menjelaskan hubungan karakteristik lansia dengan kemandirian dalam pemenuhan ADL. Hasil analisis dari karakteristik yang diteliti yaitu umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan dan riwayat pekerjaan dan dari uji univariat dan bivariat dapat diketahui bahwa karakteristik lansia ternyata tidak ada hubungan yang bermakna dengan kemandirian dalam ADL yang ditunjukkan dengan nilai P > α (0,05). Beberapa faktor diyakini sebagai penyebab dari hasil penelitian yang menyatakan tidak ada hubungan yaitu bahwa karakteristik lansia yang sebagian besar adalah lansia yang terlantar dan berpendidikan rendah serta karakteristik dari PSTW Budi Mulia 4 Margaguna Jakarta Selatan yang merupakan lembaga pemerintah yang memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya lansia yang kurang atau tidak mampu dengan sumber dana APBD prov. DKI Jakarta. Saran yang dapat disampaikan adalah perlunya peran perawat komunitas yang peka dan mampu memahami kondisi progresif lansia sehingga mengutamakan prevensi primer, prevensi sekunder dan tertier. Dari hasil penelitian dengan menggunakan Barthel Index ternyata kurang memberikan gambaran yang memuaskan terhadap hasil yang diperoleh. Hal ini kemungkinan karena pengaruh budaya dan norma, dan bagi peneliti lain perlu pengujian instrument yang variatif sehingga penelitian lebih relevan.

• HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI DI DUSUN GAYAM DESA MOJOPURO KECAMATAN JATIROTO KABUPATEN WONOGIRI
• PERBEDAAN EFEK BRAIN GYM DAN SENAM LANSIA TERHADAP PENINGKATAN KOGNITIF LANSIA
• PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PENINGKATAN KESEHATAN LANSIA DI RW 07 KELURAHAN KAYU MANIS KECAMATAN MATRAMAN JAKARTA TIMUR
• HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS EKONOMI DAN ASUPAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI LANSIA DI PULAU KALIMANTAN (RISKESDAS 2010)
• HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI RW 002 KELURAHAN DURI KEPA JAKARTA BARAT TAHUN 2013
• CORE EXERCISE MENINGKATKAN KESEIMBANGAN PADA LANSIA
• PERBEDAAN ASUPAN NATRIUM, KALIUM, DAN MAGNESIUM BERDASARKAN TINGKAT SOSIAL EKONOMI DAN TIPE DAERAH PADA LANSIA DI SULAWESI (ANALISIS DATA SEKUNDER RISKESDAS 2010)
• PENAMBAHAN LATIHAN STANDING PILATES PADA SENAM LANSIA LEBIH BAIK DALAM MENINGKATKAN KESEIMBANGAN LANSIA
• FAKTOR � FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU LANSIA DALAM KEMANDIRIAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ADL DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI MULIA 4 MARGAGUNA JAKARTA SELATAN
• PENGARUH SENAM LANSIA DALAM MENINGKATKAN KESEIMBANGAN BERDIRI PADA KELOMPOK LANSIA DI PANTI JOMPO BHAKTI KASIH SITI ANNA PANGKALPINANG BANGKA BELITUNG